Siwa Purana Bagian 9

Vindhya dan Omkara

Jyotirlinga yang keempat dinamakan Omkara.

Narada sekali lagi mengunjungi pegunungan Vindhya. Dewa gunung Vindhya memberi hormat kepada Narada. Karena Vindhya sangat bangga akan diriNya, ia berkata ” Aku dipenuhi oleh semua obyek yang diinginkan oleh semua makhluk bahkan sampai yang tidak bisa dipikirkan oleh mereka.”

“Mungkin” jawab Narada. “Tapi Gunung Sumeru lebih superior dari kamu!, karena Para Dewa selalu tinggal di sana!” tegas Narada. Vindhya ingin menyamai kehebatan Sumeru. Ia mulai memuja Siwa. Selama 6 bulan ia melakukan pemujaan. Ketika Siwa muncul, Vindhya memohon agar Siwa selalu hadir di gunung Vindhya, sehingga ia dapat menyamai Sumeru. Lingga yang dipakai Vindhya sebagai pemujaan Siwa dinamakan Omkara.

Naranarayana dan Kedara

Jyotirlingga yang kelima adalah Kedara. Di salah satu avatara (perwujudan) Wisnu, ia mengubah diriNya menjadi dua orang pertapa yang bernama Nara dan Narayana. Kedua pertapa ini melaksanakan pemujaan di pertapaanNya yang dinamakan Vadrikashrama. Di sebelah pertapaan mereka terdapat salah satu puncak dari Gunung Himalaya yang bernama Kedara.

Setelah kedua pertapa mengadakan pemujaan terhdadp Siwa untuk waktu yang lama, Siwa muncul dan berkata “Aku tidak mengerti mengapa dua insan yang utama seperti kalian memujaku, kalianlah yang selayaknya dipuja.” “karena kalian telah memujaKu, akan kuberikan kalian sebuah anugerah!” Nara dan Narayana memohon kepada Siwa untuk selalu hadir dalam bentuk Lingga di puncak Kedara.

Bhimashankara

Jyotirlingga yang keenam adalah Bhimashangkara. Kalian mungkin tahu tentang Rama dan Ravana dari cerita Ramayana dan juga tahu bahwa Rama tidak saja membunuh Ravana, juga membunuh adiknya Kumbhakarna.

Ada sesosok Raksasa wanita yang bernama Karkati dan hidup di gunung Sahya. Karkati menikah dengan Kumbhakarna dan mempunyai putera yang bernama Bhima. Suatu hari Bhima bertanya kepada Ibunya Karkati. “Ibu, anak siapakah sebenarnya aku ini?, kenapa kita hidup sendirian di hutan ini?” Karkati menjawab “Akan kuceritakan sebuah cerita sedih kepadamu?. “Aku sebenarnya akan menikah dengan raksasa yang bernama Viradha.” ‘Tapi Rama membunuh Viradha.” “Kemudian, Kumbhakarna datang dan menikahi aku disini, sehingga lahirlah kamu.” ‘Kumbhakarna berjanji untuk membawaku ke Langka, tapi ia dibunuh juga oleh Rama dan aku tidak pernah menginjakkan kakiku di Langka. Itu alasannya kenapa kita hidup sendirian di sini, karena kita tidak punya tempat untuk dituju.

Bhima menjadi sedih mendengar cerita tersebut. Ia berjanji untuk membalskan dendamnya kepada Wisnu 9karena Rama adalah avatara Wisnu). Selama 1000 tahun ia berdoa kepada Brahma dengan tangannya lurus ke atas. Ketika Brahma muncul, Bhima memohon agar ia menjadi kuat. Permohonan ini dikabulkan oleh Brahma.

target pertama Bhima adalah raja Kamarupa. Kesalahan raja ini adalah karena ia adalah pemuja Wisnu. Bhima menyerang raja tersebut, mencuri semua kekayaannya, menaklukan kerajaannya dan memenjarakan raja serta permasurinya. Bhima juga berencana untuk menaklukan seluruh dunia. Di dalam penjara raja dan permasurinya mulai memuja Siwa. Berita ini akhirnya didengar oleh Bhima lewat prajuritnya, Bhima berencana membunuh raja tersebut. ia menemukan sang raja sedang memuja Lingga Siwa. Ketika Bhima mengangkat pedangnya untuk memenggal kepala sang raja, Siwa muncul di depan Lingga dan memukul pedang Bhima dengan Trishulanya. Bhima melemparkan tombak ke arah Siwa, tapi ditangkias juga dengan Trishulanya. Apapun senjata yang digunakan oleh Bhima dapat dihancurkan Siwa dengan TrishulaNya. Akhirnya Siwa membunuh Bhima dan seluruh pasukannya.

Para Dewa merasa senang menyaksikan kejadian ini dan memohon Siwa untuk selalu hadir di tempat itu.

Vishvanatha and Varanasi

Jyotirlingga ketujuh dinamakan Vishvanata dan berada di kota yang bernama Varanasi atau Kashi.

Varanasi adalah sebuah kota suci. Brahma pernah mengadakan tapasya yang sangat sulit di sana. begitu sulitnya tapasya yang dijalankan, bahkan Wisnu pun takjub dan hampir tidak percaya ketika Ia melihatNya secara langsung. Ketika Wisnu menggelengkan kepalaNya pertanda ketakjuban, sebuah perhiasan (Mani) jatuh dari telinga (karna) Wisnu. Tempat jatuhnya perhiasan tersebut dinamakan Manikarnika dan menjadi sebuah Tirtha (tempat ziarah) yang terkenal.

Varanasi akan tidak dihancurkan bahkan ketika dunia ini kiamat. Siwa akan mengangkatnya dengan TrishulaNya dan menjaganya ketika penghancuran dunia berlangsung. ketika dunia akan diciptakan kembali Siwa akan meletakan kota Varanasi kembali ke tempatnya semula.

Suatu ketika Siwa dan Parvati pergi mengunjungi Brahma. Brahma memulai pemujaan terhadap Siwa dengan kelima mulutNya. Salah satu mulutnya dalam pelafalan pemujaan tersebut. Ini membuat Siwa marah dan Siwa memkar kepala tersebut dengan api dari mata ketigaNya. Karena telah melakukan dosa besar yaitu membunuh Brahmana (kepalaNya brahma), kepala Brahma menempel pada punggung Siwa tidak bisa lepas kemanapun Siwa pergi. Siwa menyadari bahwa Varanasi adalah tempat yang spesial dan dengan tegas menyatakan bahwa ia akan selalu hadir disana.

(Berlanjut ke Bagian 10 ...)