Siwa Purana Bagian 6

Ganesha

Pada suatu waktu, pintu kediaman Parvatidijaga oleh dua orang kepercayaan Siwa, Nandi dan Bhringgi. Akan tetapi orang kepercayaan Parvati, Jaya dan Vijaya, tidak menyukai hal ini. Mereka pikir, mereka yang seharusnya menjaga pinu tersebut, karena mereka lebih baik dalam melayani permintaan Parvati daripada orang kepercayaan Siwa itu. Lagipula itu adalah kediaman pribadi Parvati, bukan Siwa. Palagi, Siwa sering datang di waktu-waktu yang tidak tepat, dan Nandi-Bhringgi tidak pernah menghentikannya. Jaya-Vijaya menanyakan hal ini pada Parvati dan berbuat sesuatu tentang keadaan ini.

Untuk menghindari pertikaian Parvati mencari jalan tengah, ia menciptakan penjaga baru yang ia percayai. Ia membentuk segumpal tanah liat dan membentuknya menjadi seorang anak laki-laki yang sangat tampan. dengan kekuatanNya Parvati membrikan kekuatan kosmik semesta dan anak berubah menajdi Dewa. Ia memberinya pakaian dan perhiasan dan menamakanNya Ganesha. Parvati menyuruh Ganesha “kamu adalah anakku, berdirilah di depan pintu kediamanku dan jangan biarkan siapapun untuk masuk tanpa seijinku, karena aku mau mandi dan aku tidak mau diganggu.

Ganesha mengambil sebuah batang kayu dan memulai tugasNya sebagai penjaga pintu. Tiba-tiba Siwa muncul yang didampingi oleh orang kepercayaanNya dan bermaksud untuk masuk ke kediaman Parvati. “kemana kamu akan pergi? tanya Ganesha. “Kamu tidak boleh masuk, Ibuku sedang mandi dan tidak ingin diganggu!” tegasNya.

“Akulah Siwa!” sahut Siwa. “Siapa Siwa?” hardik Ganesha “Aku tidak mengenal yang namaNya Siwa dan pokoknya kamu tidak boleh masuk!” Siwa tidak menghiraukan Ganesha dan berniat masuk, tapi Ganesha memukul Siwa dengan keras dengan batang kayu. hiva lalu memerintahkan rang kepercayaanNya untuk mmindahkan ganesha. Tapi mereka terhempas oleh pukulan Ganesha.

Nandi berusaha untuk memegang salah satu kaki Ganesha dan Bhringgi pada kaki yang satuNya, mereka berniat untuk menahan Ganesha. Akan tetapi Ganesha secepat kilat membanting pintu kayu kebadan mereka dan memukul mereka sehingga jatuh terjerembab dengan keras. Para Dewa dan Para Rsi mendengar keributan dan berdatangan untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Siwa memberitahu Brahma untuk menasehati Ganesha untuk menyadarkanNya. Brahma mencoba mendekati Ganesha, tetapi Ganesha tidak mengenal siapa itu Brahma, bahkan ia mengira bahwa Brahma hanyalah salah satu temanNya Siwa. Ganesha segera menarik Brahma dan menarik janggutNya. Brahma kesakitan dan terjatuh dengan keras.

Para Dewa menjadi marah melihat kejadian tersebut, mereka lalu menyerang Ganesha dengan senjata-senjata gaib mereka. Akan tetapi Parvati ternyata telah melengkap Ganesha dengan senjata-senjata gaib yang sakti. Peperanganpun yang terjadi, namun dengan kekuatanNya ganesha sendirian dapat memukul Para dewa mundur.

Wisnu yang melihat kejadian tersebut memberitahu Siwa bahwa Ganesha hanya bisa dibunuh dengan suatu siasat kalau tidak mustahil dia bisa ditaklukan dengan seluruh kekuatan mereka.

Wisnu mencoba menghentikan Ganesha, namun Ganesha malah memukulNya dengan Gada dan jatuh kesakitan. Akhirnya Wisnu dan Ganesha terlibat pertarungan yang sengit, Wisnu bersenjatakan Sudharsana Chakra-Nya dan Ganesha dengan Gada-Nya. Di tengah sengitnya pertempuran, Siwa mengendap-endap untuk mencari celah membunuh Ganesha dari belakang. Dengan segera Siwa melempar Trishula-Nya dan memenggal kepala Ganesha. Inilah siasat yang direncanakan Wisnu.

Ketika Parvati mendengar bahwa Ganesha sudah meninggal, kemarahanNya memuncak. Dengan kesaktianNya ia ingin menghancurkan seluruh alam semesta dan seluruh Dewa menjadi cemas akan kejadian tersebut. Narada yang ditunjukan sebagai pembawa pesan akhirnya berusaha untuk menenangkan kemarahan Parvati. Parvati akhirnya setuju dengan dua syarat. Syarat pertama adalah Ganesha dihidupkan kembali dan syarat kedua adalah Ganesha harus diterima sebagai Dewa dan mempunyai hak untuk menikmati seluruh kenikmatan surgawi seperti layaknya seorang Dewa. Syarat ini diterima.

Tubuh Ganesha yang tanpa kepala dibersihkan dan dimandikan. Sayangnya kepalaNya tidak dapat ditemukan, hilang di tengah sengitnya pertarungan tadi. Siwa mengirim bebarapa Dewa untuk mencari kepala makhluk hidup pertama yang ditemuinya di bumi sebagai pengganti kepala Ganesha.

Dewa tersebut menemukan hewan gajah yang bergading satu yang akhirnya kepalanya dipenggal sebagai ganti kepala Ganesha. Kepala gajah tersebut disatukan dengan badan Ganesha dan Brahma, Wisnu, serta Siwa menggabungkan ketiga kekuatan mereka untuk menghidupkan Ganesha kembali. Siwa menerima Ganesha sebagai salah satu anakNya, Ia juga mengangkat ganesha sebagai penguasa seluruh temanNya (Gana). Maka dari Ganesha juga disebut Ganapati.begitu juga pemujaan kepada para Dewa akan tidak berguna kecuali didahului oleh pemujaan terhadap Ganesha.

Chaturthi tithi adalah hari keempat dalam kalender lunar. Krishnapaksha adalah minggu kedua dari bulan mati dalam kalender lunar. Sejak Parvati menciptakan Ganesha pada bulan Kartika, pada Chaturti Tithi dan pada Krishnapaksa, maka pada hari tersebutlah Ganapati dipuja

Perlombaan Ganesha dan Kartikeya

Siwa dan Parvati mempunyai dua orang putera, Ganesha dan Kartikeya. Keduanya berencana untuk menikah dan Siwa-Parvati kebingungan memutuskan yang mana paling pertama untuk dinikahkan. Siapa yang dinikahkan belakangan pastilah akan sakit hati. Apalagi keduanya sama-sama disayang. Mereka memutuskan untuk mengadakan semacam perlombaan dan yang keluar sebagai pemenangnya ialah yang akan dinikahkan pertama.

Siwa dan Parvati memanggil Ganesha dan Kartikeya “kami akan mengadakan semacam perlombaan untuk memutuskan siapa yang nikah duluan.” “Kalian akan berkeliling dunia dan kembali kesini, siapa yang tida paling dulu maka dialah ditunjuk sebagai pemenangnya.” “Kalian harus fair dan tidak melakukan hal-hal yang curang!”.

Setelah selesai berkata demikian, Kartikeya secepat kilat memuali perjalananNya, namun di sisi lain Ganesha masih berdiam diri dan merenung. Ganesha menyadari bahwa perlombaan tersebut sangat sulit bagiNya untuk dijalani. Ia mendapatkan kesulitan untuk memulai perjalan perjalanan sejauh itu.

Ganesha akhirnya menemukan jawabanNya. Pertama yang ia lakukan adalah mandi, kemudian ia mempersilahkan Siwa dan Parvati untuk duduk di kedua SinggasanaNya. Ganesha lalu memutariNya tujuh kali. Setelah selesai melakukanNya, Ganesha berkata “sekarang, mulailah atur rencana pernikahanku!” “Apa yang ananda katakan? tanya Siwa dan Parvati, “tidakkah kamu jelas mendengar perkataan kami tentang perlombaan ini? kami meminta agar kalian berdua untuk pergi mengelilingi dunia dan kembali lagi kesini. Kamu seharusnya cepat-cepat berangkat, Kartikeya telah pergi, Jika kamu tidak cepat ia akan mengalahkanmu!”

“Tapi aku telah mengelilingi Bumi ini tujuh kali”jawab Ganesha. “Bukankah aku telah mengelilingi kalian berdua tujuh kali? di Veda dinyatakan bahwa mengelilingi kedua orang tua bagaikan telah mengelilingi dunia! jika kalian menyatakan Veda itu benar, maka kalian harus setuju bahwa aku telah mengelilingi dunia tujuh kali!” sahut Ganesha.

Siwa dan Parvati tidak berani menyatakan bahwa Veda itu salah, maka Ganesha dinyatakan sebagai pemenangya dan pernikahanpun disiapkan untuk Ganesha. Vishvarua, anak dari Kashyapa mempunyai dua orang putri yaitu Siddhi dan Buddhi. Kedua orang putri ini dinikahi oleh Ganesha dengan pesta yang meriah. perkawinan Ganesha dan Siddhi melahirkan seorang putra yang bernamaLaksha, perkawinan Ganesha dan Buddhi melahirkan seorang putera yang bernamaLabha.

Kartikeya akhirnya kembali ke Kailasa setelah mengelilingi dunia dan mendapati bahwa Ganesha telah menikah, dengan bangganya telah menjadi seoarang ayah dari dua orang putera. Ia mendengar ceritanya dari Narada dan merasa telah dicurangi. Ia memutuskan untuk tidak tinggal lagi dengan orang tuanya. Ia juga memutuskan untuk tidak menikah. Inilah alasan kenapa Kartikeya disebut juga Kumara, seseorang yang tidak pernah menikah.

kartikeya memutuskan untuk hidup di gunung Krouncha. Siwa mengunjungiNya setiap bulan baru (Amavasya) dan Parvati mengunjungiNya pada saat Purnama (purnima)

(Berlanjut ke Bagian 7 ...)