Siwa Purana Bagian 7

Keberadaan Lingga

Lingga adalah perlambang dari Siwa. Ada beberapa jenis lingga. Dimanapun seorang umat (Bhakta) memuja Siwa, Siwa akanmemanifestasikan diriNya dalam bentukLingga. Bagaimanpun juga, ada 12 jenis lingga yang penting yang dinamakan jyotirlinga,antara lain:Somanatha, Mallikarjuna, Mahakala,Omkara, Kedara, Bhima-shankara, Vishvanatha,Trymbaka, Vaidyanatha, Nagesha, Rameshvaradan Ghushnesha.

Tirtha (Tempat Ziarah) Nandikeshvara

Sebuah tirtha adalah sebuah tempat untuk ziarah keagamaan. pada suatu Tirtha yang bernama Nandikeshvara terdapat sebuah Lingga Siwa yang terkenal.

Ada sebuah kota yang bernama Karnaki, disana hiduplah seorang Brahmana. Ia meninggalkan kedua orang putera dan istrinya untuk mengunjungi kota Varanasi. Akhirnya brahmana tersebut meninggal di Varanasi. Sang istri membesarkan kedua orang puteranya sampai mereka masing-masing menikah. Istrinyapun beranjak menjadi tua sampai pada waktunya ia meninggal. Tapi kematian belum juga mendatanginya. Anak-anaknya menduga bahwa sang ibu sedang sangat mendambakan sesuatu hal dan tidak akan mati sampai keinginannya terpenuhi.

“Ibu” mereka bertanya “Apa yang kau inginkan sebenarnya?” “Aku sangat ingin mengunjungi Tirtha di Varanasi” jawab ibunya. “Tapi sekarang ajalku hampir tiba, kalian bawalah abuku ke Varanasi dan taburkanlah di sungai Gangga.” “kami akan lakukan sesuai keinginanmu, Ibu” sahut mereka “Ibu akan mati dengan tenang”

Akhirnya sang ibu meninggal dan anak-anaknya melakukan upacara pembakaran mayat, yang tertua Suvadi, bersiap-siap pergi ke Varanasi dengan abu ibunya. Waktu berlalu dan perjalanan masih panjang, ia beristirahat menginap di sebuah rumah seorang Brahmana.

Seekor sapi terikat didepan rumah brahmana itu dan sekarang waktunya memerah susunya. Suvadi melihat ketika brahmana tersebut mau memerah susu sapi itu, anak sapi tidak mengijinkannya dan menendang Brahmana tersebut. Kemudian Brahmana tersebut memukul anak sapi tersebut dengan batang kayu. setealah selesai memerah susu, sang Brahmanapun pergi. Tetapi suvadi masih disana dan mendengar bagaimana sapi itu berbicara kepada anaknya. “Aku marah melihat Brahmana itu memukulmu, besok aku akan menyerang putera Brahmana itu sampai mati” ujar ibu sapi.

keesokan harinya, anak dari Brahmana datang untuk memerah susu. Sapi tersebut menyerangnya dengan tanduknya samapi akhirnya dia mati. Ini artinya sang sapai telah berdosa besar membunuh seorang Brahmana. Tiba-tiba karena dosanya yang begitu besar, kulit sapi tersebut mendadak berubah menjadi hitam. Sapi tersebut pergi dari rumah Brahmana itu dan diikuti oleh Suvadi. Suvadi masih tidak percaya apa yang ia saksikan.

Sapi itu pergi ke sungai Narmada, ke tempat yang bernama Nandikeshvara. Ia mandi dan berubah menjadi putih kembali. Ini berarti dosa dari membunuh Brahmana betul-betul hilang. Suvadi tercengang dan mulai menyadari bahwa begitu keutamaan Tirtha Nandikeshvara sebenarnya. Ia langsung memandikan dirinya di tempat itu. Setelah mandi ia berencana untuk kembali melanjutkan perjalanannya ke Varanasi. Tiba-tiba ia dihampiri oleh wanita yang cantik dan disapa”mau kemanakah kamu, Suvadi? ‘Buanglah abu ibumu di tempat ini, disini lebih hebat dari Varanasi.” “Siapakah kamu gerangan?” tanya Suvadi.

“Akulah Dewi Gangga” jawab wanita itu. Wanita itupun menghilang dan Suvadi melakukan apa yang telah wanita itu katakan. Ketika ia melakukan hal tersebut, ibunya yang telah meninggal tampak di langit dan mengatakan bahwa semua dosa-dosanya telah terhapus. Sekarang ia akan ke sorga.

Nandikeshvara adalah menjadi sebuah Tirtha (tempat ziarah) yang bagus, karena jasa seorang Brahmana perempuan yang bernama Rishika, pernah melakukan tapasya yang sangat sulit di sana, yang pada akhirnya disenangi oleh Siwa.

(Berlanjut ke Bagian 8 ...)